1.Optimis
Sifat optimis adalah sifat orang yang memiliki harapan positif
dalam menghadapi segala hal atau persoalan. Kebalikan dari optimis
adalah pesimis. Orang yang memiliki sifat pesimis selalu berpandangan
negatif dalam menghadapi persoalan. Sebagai seorang muslim sudah
seharusnya kita memiliki sifat optimis. Sifat itu memicu seseorang
menjadi bersemangat dalam menyelesaikan pekerjaan dan memberi kekuatan
dalam menghadapi suatu masalah. Sebaliknya sifat pesimis menjadi
penyebab seseorang menjadi terpuruk tidak bersemangat.
Artinya:
“Dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah saw. bersabda: Tidak ada rasa tiyarah (firasat buruk dan kesialan), dan yang lebih baik dari itu adalah rasa optimis. Maka ditanyakanlah kepada beliau: Apa yang dimaksud dengan rasa optimis?, Beliau bersabda: Yaitu kalimat baik yang sering didengar oleh salah seorang dari kalian.” (H.R.Ahmad)
2. Ikhtiar
Ikhtiar adalah berusaha bersungguh - sungguh untuk mencapai harapan, keinginan, atau cita-cita. Ketika seseorang menginginkan sesuatu maka ia harus mau berusaha atau berupaya untuk meraihnya. Contoh-contoh ikhtiar adalah sebagai berikut.
- Orang yang ingin pandai harus berusaha dengan rajin belajar.
- Orang yang ingin hidup berkecukupan harus berusaha dengan rajin bekerja.
- Orang yang ingin memiliki tabungan harus berusaha hidup hemat atau mengurangi pengeluaran.
- Orang yang ingin sehat harus berusaha dengan rajin menjaga kebersihan dan berolah raga.
- Orang yang sedang sakit dan ingin sembuh harus berobat.
Allah Swt. mengajarkan mengenai pentingnya ikhtiar, sabagaimana firman-Nya berikut ini:
Artinya:
“Dan bahwa manusia hanya memperoleh apa yang telah diusahakannya, dan sesungguhnya usahanya itu kelak akan diperlihatkan (kepadanya), kemudian akan diberi balasan kepadanya dengan balasan yang paling sempurna, dan sesungguhnya kepada Tuhanmulah kesudahannya (segala sesuatu)”. (Q.S. an-Najm/53:39-42)
3. Tawakal
Tawakal artinya berserah diri kepada Allah Swt. atas hasil usaha kita setelah berusaha dengan sungguh-sungguh dan berdoa. Misalnya, saat menghadapi ulangan kamu sudah belajar dengan sungguh-sungguh dan menyelesaikan soal-soal dengan cermat dan teliti. Setelah itu kamu pasrah dan menyerahkan keputusan atas hasil usaha kamu kepada Allah Swt. Contoh lain misalnya seseorang telah bekerja mencari nafkah dengan sungguh-sungguh. Berapa pun hasilnya ia pasrahkan sepenuhnya kepada Allah Swt. Ia meyakini bahwa Allah adalah Dzat Yang Maha Pemberi Rezeki, Maha Pemurah, dan Maha Kaya.
Kepribadian tawakal ini merupakan salah satu akhlak terpuji. Seseoran yang memiliki sikap tawakal berarti telah memiliki modal awal yang baik. Seandainya hasil usahanya tidak memuaskan maka ia dapat menerima dengan lapang dada dan penuh kesabaran. Sebaliknya , jika hasil usahanya sangat memuaskan maka ia tidak merasa sombong dan angkuh karena hal itu semata-mata karunia dari Allah Swt. Ingatlah bahwa manusia hanya berkewajiban untuk berusaha, sedangkan keputusan sepenuhnya di tangan Allah Swt. yang memiliki sifat wajib Maha Berkehendak (Irādah) dan Maha Kuasa (Qudrah).
Allah SWT berfirman;
Artinya:
“Wahai orang-orang yang beriman ! Ingatlah nikmat Allah (yang diberikan) kepadamu, ketika suatu kaum` bermaksud hendak menyerangmu dengan tangannya, lalu Allah menahan tangan mereka dari kamu. Dan bertakwalah kepada Allah, dan hanya kepada Allah-lah hendaknya orang-orang beriman itu bertawakal. (Q.S. al-Maidah/5:11)